Analisis dua puisi |
Posted: 01 Jan 2021 09:14 AM PST PENDAHULUAN Pada kesempatan ini, kami akan menganalisis dua buah puisi terkenal, yaiu puisi Chairil Anwar yang berjudul "Selamat Tinggal" dan puisi oleh Kahlil Gibran yang berjudul "Perpisahan Sabahat". Setelah saya membaca dan mengerti dua puisi tersebut, saya menemukan beberapa hal yang membuat dua puisi tersebut berbeda. Saya akan memulai membandingkan dua buah puisi tersebut melalui unsur fisiknya. Puisi nomor pertama yaitu karya Chairil Anwar, yang berjudul "Selamat Tinggal". Aku berkaca Ini muka penuh Luka Siapa punya? Kudengar seru menderu Dalam hatiku? Apa hanya angin lalu? Lagu lain pula Menggelepar tengah malam buta Ah Segala menebal, segala mengental Segala takku kenal Selamat tinggal Puisi nomor dua adalah puisi "Perpisahan" oleh Kahlil Gibran, yang berbunyi: Dan ia berkata pada dirinya Sungguhkah saat berpisah Menjadi pula saat bertemu? Benarkah akhir hariku Akan merupakan fajar bagiku? Akankah kasihku deras mengucur, Melimpah tak putus bagai air mancur Sehingga terisi gelas-gelasnya? Mampukah aku menjadi harpa Yang disentuh Yang Maha Kuasa Atau seruling yang ditiup oleh nafasNYA? Saat perpisahan pun telah tiba Dalam keremangan senja ingatan abadi Kita masih akan berjumpa kembali Dan kita akan berwawan sabda lagi Disitulah lagu yang kunyanyikan untukku Lebih dalam berisi Dan apabila tangan kita bersentuhan di lain mimpi Mari tegakkan menara langit lagi Menjulang tinggi. Untuk Lebih Lengkap Silahkan Download Di Sini!!! 2. Anda akan menemukan halaman baru adf.ly/ 3. Klik pojok kanan atas Skip. 4. Pilih tombol Allowpada pojok kiri atas 5. Kini anda bisa Download Gratis |
You are subscribed to email updates from SUMBER DATA AGUNG. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google, 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
Posting Komentar