Administrasi Kantor |
Posted: 01 Dec 2020 09:30 AM PST TUGAS JURNAL ADMINISTRASI PERKANTORAN TENTANG KAJIAN ANALISIS DAN PERANCANGAN MODEL MANAJEMEN ARSIP DALAM RANGKA TERTIB ADMINISTRASI KEARSIPAN OLEH ; RAHMAWATI TAHIR Universitas Andi Djemma (Unanda) PALOPO Abstrak Era globalisasi saat ini mendorong kegiatan lembaga untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi yang terkini. Manajemen kantorberupayatidak hanya memberikan pelayanan yang dibutuhkan tetapi berupaya untuk berinisiatif agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan sasaran serta efisien. Pegawai didorong untuk Pmemiliki pengetahuan yang baik mengenai administrasi perkantoran. Pengetahuan tersebut antara lain mengenai pengelolaan suatu informasi yaitu mengumpulkan,membuat catatan, menggandakan, mendistribusikan, serta menyimpan data sebagai pelayanan administratif kantor. Adapun kemampuan pengelolaan ini memiliki sasaran diantaranya adalah memahami fungsi dan peran kantor dalam organisasi untukmampu mengelola informasi yan dibutuhkan oleh beberapa unit lainnya, mampu menyimpan dan mengelola kearsipan dengan baik, memahami pelaksanaan Standard Operation Procedure (SOP) untuk kelancaran pekerjaan di kantor.Metode Penelitian dilakukan dengan pendekatan studi kasus yang bersifat kualitatif dekriptif yaitu menyelidiki fakta-fakta nyata dan telah tersedia yang memilik beberapa tahapan yaitu: memperhatikan dengan cermat penelusuran secara inkuiri dan bertindak sebagai pelaku atau instrument langsung. Hasil yang dicapai adalah pemahaman dan kemampuan secara sistematis terhadap semua data tau dokumen untuk dbuatkankode, mulai dari penciptaan atau penerimaan, pemrosesan, distribusi ke setiap entitas, penyimpanan dan temu kembali, hingga disposisi akhir, hal ini berfungsi untuk kesinambungan dokumen. Kata kunci: analisis, perancangan, manajemen arsip Untuk Lebih Lengkap Silahkan Download Di Sini!!! 2. Anda akan menemukan halaman baru adf.ly/ 3. Klik pojok kanan atas Skip. 4. Pilih tombol Allowpada pojok kiri atas 5. Kini anda bisa Download Gratis |
Posted: 30 Nov 2020 09:27 AM PST Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan sekitar 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa.[1] Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen, sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma.[2] Kata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas". Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909.[3] Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Ritual pemakaman Toraja merupakan peristiwa sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari. Sebelum abad ke-20, suku Toraja tinggal di desa-desa otonom. Mereka masih menganut animisme dan belum tersentuh oleh dunia luar. Pada awal tahun 1900-an, misionaris Belanda datang dan menyebarkan agama Kristen. Setelah semakin terbuka kepada dunia luar pada tahun 1970-an, kabupaten Tana Toraja menjadi lambang pariwisata Indonesia. Tana Toraja dimanfaatkan oleh pengembang pariwisata dan dipelajari oleh antropolog.[4] Masyarakat Toraja sejak tahun 1990-an mengalami transformasi budaya, dari masyarakat berkepercayaan tradisional dan agraris, menjadi masyarakat yang mayoritas beragama Kristen dan mengandalkan sektor pariwisata yang terus meningkat.[5] Identitas etnis Suku Toraja memiliki sedikit gagasan secara jelas mengenai diri mereka sebagai sebuah kelompok etnis sebelum abad ke-20. Sebelum penjajahan Belanda dan masa pengkristenan, suku Toraja, yang tinggal di daerah dataran tinggi, dikenali berdasarkan desa mereka, dan tidak beranggapan sebagai kelompok yang sama. Meskipun ritual-ritual menciptakan hubungan di antara desa-desa, ada banyak keragaman dalam dialek, hierarki sosial, dan berbagai praktik ritual di kawasan dataran tinggi Sulawesi. "Toraja" (dari bahasa pesisir to, yang berarti orang, dan Riaja, dataran tinggi) pertama kali digunakan sebagai sebutan penduduk dataran rendah untuk penduduk dataran tinggi.[3] Akibatnya, pada awalnya "Toraja" lebih banyak memiliki hubungan perdagangan dengan orang luar—seperti suku Bugis, suku Makassar, dan suku Mandar yang menghuni sebagian besar dataran rendah di Sulawesi—daripada dengan sesama suku di dataran tinggi. Kehadiran misionaris Belanda di dataran tinggi Toraja memunculkan kesadaran etnis Toraja di wilayah Sa'dan Toraja, dan identitas bersama ini tumbuh dengan bangkitnya pariwisata di Tana Toraja.[4] Sejak itu, Sulawesi Selatan memiliki empat kelompok etnis utama—suku Bugis (meliputi pembuat kapal dan pelaut), suku Makassar (pedagang dan pelaut), suku Mandar (pedagang, pembuat kapal dan pelaut), dan suku Toraja (petani di dataran tinggi).[6] Untuk Lebih Lengkap Silahkan Download Di Sini!!! 2. Anda akan menemukan halaman baru adf.ly/ 3. Klik pojok kanan atas Skip. 4. Pilih tombol Allowpada pojok kiri atas 5. Kini anda bisa Download Gratis |
You are subscribed to email updates from SUMBER DATA AGUNG. To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google, 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States |
Posting Komentar